7 Kesalahan Mendidik Anak Yang Sering Tidak Disadari Orang Tua
Awal perkembangan seseorang akan berpengaruh besar
dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilakunya di kemudian
hari.
Masa kanak-kanan seringkali disebut sebagai masa keemasan. Pada
masa inilah, kepribadian manusia mulai terbentuk. Apa yang dipelajari
pada masa kanak-kanak akan menentukan menjadi siapa ia di masa
mendatang. Hal ini yang diungkapkan ahli psikoanalisa ternama, Sigmund
Freud. Menurutnya, awal perkembangan seseorang akan berpengaruh besar
dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilakunya di
kemudian hari.
Orangtua memiliki andil penting dalam perkembangan seorang anak. Merekalah orang pertama yang dekat dan menjadi contoh si anak. Mereka pula yang menjadi guru pertama bagi sang anak. Tapi, tanpa disadari orangtua justru sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak. Apa saja kesalahan-kesalahan tersebut?
1. Terlalu Sering Mengatakan Jangan
Hal ini yang diungkapkan Ani Kuswati. Kepala Sekolah
TK dan PAUD Aisyiah Purworejo ini mengungkapkan, sebaiknya melarang anak itu
dalam batasan wajar saja. "Banyak orangtua, dengan niat melindungi anak
tapi justru membuat mereka tidak kreatif," tuturnya kepada brilio.net.
Misalnya, banyak orangtua yang melarang anak untuk bermain di luar karena takut
kotor dll. Selama masih dalam batasan wajar, biarkan anak mengembangkan
kreativitas kanak-kanak mereka.
2. Membanding-bandingkan Anak
Hal ini yang diungkap Dwi Puji Rahayu, wanita yang kini bekerja di salah satu bank swasta ini mengaku pernah sebal pada orangtuanya karena sering dibanding-bandingkan dengan kakaknya. "Mungkin niatnya biar saya jadi lebih termotivasi, tapi seringnya saya justru merasa tidak dihargai. Masalahnya, saya punya minat dan bakat yang berbeda dengan saudara saya. Sering, satu ukuran jadi pembanding, ini kan tidak fair," ungkapnya kepada brilio.net. Setiap anak punya bakat dan minat masing-masing, orangtua memang harus lebih berhati-hati dalam menilai potensi anak.
3. Menumbuhkan Rasa Takut Pada Anak
Kamu mungkin pernah mengalami, pas kamu nangis atau
adikmu nangis terus orangtuamu menyuruh diam dengan menakut-nakuti hantu atau
yang lain? Hal ini yang menyebabkan hantu menjadi momok yang sangat ditakutkan
oleh anak-anak bahkan sampai dewasa.
4. Tanpa Sadar Mengajarkan Kekerasan
Mungkin orangtua mengira anak-anak belum bisa merekam ingatan dengan baik sehingga sering lalai berkelahi di depan anak-anaknya. Padahal, anak-anak akan merekamnya dan mengingatnya. Seperti yang dituturkan Yuda, siswa SMA di Cikarang ini mengaku selalu ingat perkelahian orangtuanya ketika ia masih kecil.
"Orangtuaku ketika aku gede justru banyak
memanjakan. Tapi, dulu mereka sangat sering berantem, mungkin karena kondisi
ekonomi kami buruk waktu aku masih kecil ya. Mungkin itu yang membuat aku jadi
galak ke adik-adikku,"
5. Terlalu Memanjakan Anak
Memenuhi permintaan anak itu tidak salah. Setiap
orangtua pasti ingin membahagiakan anaknya. Menjadi keliru adalah ketika
berlebihan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sombong dan boros.
"Memberikan yang terbaik untuk anak itu perlu, tapi selalu memberikan barang-barang dan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu mereka butuhkan itu tidak baik. Hal ini bisa membuat mereka jadi boros dan sombong. Meski tidak selalu karena hal tersebut ya, tapi bisa jadi salah satu faktor penyebab," kembali ungkap Ani Kuswati.
"Memberikan yang terbaik untuk anak itu perlu, tapi selalu memberikan barang-barang dan hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu mereka butuhkan itu tidak baik. Hal ini bisa membuat mereka jadi boros dan sombong. Meski tidak selalu karena hal tersebut ya, tapi bisa jadi salah satu faktor penyebab," kembali ungkap Ani Kuswati.
6. Terlalu Keras dan Kaku
Komunikasi
dalam keluarga itu sangat dibutuhkan. Begitu juga antara orangtua dan anak,
komunikasi yang baik akan menumbuhkan hubungan yang baik. Orangtua yang terlalu
kaku akan membuat anak menjadi susah untuk mengungkapkan perasaan mereka. Anak
jadi terbiasa untuk memendam perasaan, hal ini akan terbawa hingga anak dewasa.
Biasakan komunikasi dengan baik pada anak ya parents.
0 komentar:
Posting Komentar